Kamis, 20 November 2014

Hati-hati Kartu E-Money Anda Rusak, Tidak Akan Diganti



Saya sudah beberapa bulan terakhir memiliki E-Money yang sering saya gunakan untuk naik Transjakarta atau membayar tol. Hari minggu lalu Tanggal 16 November 2014 tiba-tiba kartu E-Money saya tidak dapat digunakan untuk transaksi. Setiba dirumah, saya cek saldo di ATM dan itupun tidak dapat berhasil. Saya pun berkesimpulan bahwa kartu E-Money saya rusak.
Dikarenakan kesibukan di kantor, saya baru mendatangi kantor cabang Bank Mandiri Cabang Kebon Sirih pada hari kamis tanggal 20 november 2014. Saya dilayani oleh CSO atas nama Sandra Sjahfitri (maaf kalau salah). Melalu informasi beliau saya diberitahu bahwa:

1.       Benar, kartu saya rusak
2.       Uang yang berada di dalam kartu bisa transfer hanya ke Rekening Mandiri saja
3.       Saya tidak akan dapat penggantian kartu

Poin terakhir adalah yang cukup mengejutkan saya. Karena kartu tersebut saya beli di salah satu halte Transjakarta dengan biaya 40rb rupiah dan mendapatkan nominal saldo 20rb rupiah. Tentu saja dengan rusaknya kartu ini saya akan kehilangan 20rb rupiah (nilai kartu). Bank Mandiri sendiri telah mengantisipasi hal ini (yang jujur saja baru say baca) di web-nya. Ini syarat dan ketentuan E-Money yang saya copy langsung dari web (poin no.1, 2 dan no.11):

1.   Kartu mandiri e-money adalah milik Bank dan atas permintaan Bank kepada Pemegang Kartu, wajib segera mengembalikan kartu mandiri e-money kepada Bank tanpa syarat.
2.   Bank tidak berkewajiban untuk mengganti kerugian akibat kartu yang rusak karena kelalaian Pemegang Kartu, hilang, dicuri atau digunakan oleh pihak yang tidak berwenang dan Bank tidak akan mengganti kartu mandiri e-money yang hilang dengan kartu yang baru.
11.  Apabila kartu mandiri e-money rusak, Bank tidak melakukan pemblokiran, tidak mengganti fisik kartu namun Bank mengembalikan saldo.


Berkaca dari pengalaman saya, berhati-hatilah menyimpan E-Money anda dan jangan sampai rusak. Karena apabila rusak anda bisa rugi 20rb dan harus membeli E-Money baru.

Senin, 21 Juli 2014

Thought about education

Delors from the book of "learning: the treasure writing" quoted a poetry from La Fontaine:

*Be sure (the ploughman said), not to sell the inheritance
*our forebears left to us: A treasure lies concealed therein

Delors then add:
*But the old man was wise
*To show them before he died
*That learning is the treasure

The burning question is "does education always equal to learning?"
If so then why student worship "score A"?
Why people with good memory called smart? And why people with creativity and dare to be different called stupid?

Sabtu, 19 Juli 2014

Calon Menpora dari Tanjung Pura

Tanjung Pura, 19 Juli 2014

Pukul 11 lewat waktu Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara. Saya dan rekan-rekan baru saja selesai melakukan Focus Group Discussion untuk adik-adik MI/SD sekitar Kec. Tanjung Pura. Kami sudah terlambat untuk menghadiri FGD untuk siswa SMP/SMA yang sudah dimulai mulai pukul 11. Ditambah suhu udara 35C dengan real feel 42C di layar smartphone dan situasi kami yang sedang berpuasa cukup membuat berat kaki kami untuk melangkah. Tanggung jawab pekerjaanlah yang menguatkan kami pun tetap berangkat (masih bersukur ga harus gorong-gorong juga sih).

Saat kami sampai, FGD telah berlangsung separuh waktu. Ada lima anak dari berbagai sekolah di sekitar tanjung pura, tiga laki-laki dan dua perempuan. Terkantuk-kantuk saya mengikuti sesi FGD tersebut (efek puasa) ditambah cuaca yang panas yang cukup memberatkan untuk terus fokus mendengarkan diskusi tersebut. Hingga tibalah waktu untuk berbicara cita-cita masing. Sebagian besar memiliki cita-cita yang sederhana tapi mulia, seperti Iqbal yang ingin punya bengkel sendiri sebagai mekanik, suryani yang ingin jadi pegawai bank atau guru bahasa inggris, Rina yang ingin jadi guru olahraga, dan Azair yang ingin membantu kakaknya berjualan bunga. Namun ada satu jawaban yang membuat saya terhenyak dan mendapat kesejukan di tengah cuaca yang panas tersebut.

Namanya Hidayat, salah satu murid Madrasah Aliyah yang terdapat di kecamatan Tanjung Pura. Hobinya bermain bola dan belajar (ya betul belajar!!). Hal yang paling tidak disukainya adalah membaca buku (agak kontradiktif nih) dan sampah yang berserakan di sekolah. Hidayat besar di lingkungan pedagang, bapak ibunya adalah pembuat dodol yang kemudian berjualan di pasar kecamatan. Tetangga-tetangganya pun memiliki profesi yang serupa sebagai pembuat dan penjual dodol. Hidayat tetap melanjutkan sekolah karena melihat teman-teman seusianya yang putus sekolah sulit cari kerja. Dia pun secara sadar tanpa minimal tiga ijazah di tangan dia tidak bisa menjadi apa-apa. Pada pertanyaan tentang cita-cita, jawaban pertama Hidayat adalah menjadi pengusaha ikan. Kerja maksimal keuntungan maksimal katanya. Saya ditanya lebih lanjut lagi tentang siapa yang menginspirasi cita-cita tersebut Hidayat mulailah memberi kejutan.

Cita-cita menjadi pengusaha ikan adalah cita-cita Ayah-Ibunya. Dia bilang, cita-citanya yang sebenarnya adalah jadi Menpora (ya betul Menpora!). Saya dan rekan-rekan terhenyak, dan bertanya lebih lanjut mengapa ia mau jadi menpora? alasannya apa? apakah tidak takut kena kpk?. Jawaban Hidayat simpel dan tulus, dia mau mengurus atlit-atlit. Dia mau olahraga maju, apalagi untuk sepakbola yang sangat disukainya. Kami bertanya lebih lanjut lagi bagaiman pendapat keluarganya tentang cita-cita Menpora ini. Hidayat bilang orang tuanya mendukung-mendukung saja walaupun kadang ia juga jadi bahan tertawaan.

Saya jadi ingat kata-kata disebuah buku (yang saya lupa dimana) bahwa cita-citamu belumlah tinggi apabila belum ada orang tertawa yang mendengarnya. Itulah yang terjadi dengan saya sewaktu di tingkat SMA ketika saya bilang mau sekolah di Luar Negeri. Sebagian orang disekeliling saya tertawa, mengingat saya bukanlah anak siapa-siapa, bukan dari keluarga kaya sekolah tidak pinter-pinter amat (bahkan masuk IPS --> udah di bully tiap kumpul keluarga besar) dan sebagainya. Toh, akhirnya saya bisa masuk ekonomi UGM dan dapat kesempatan bersekolah di Luar Negeri. Sekarang udah ketahuan siapa yang tertawa belakangan kan ;).

Balik ke Hidayat, diakhir diskusi saya berpesan pada dia untuk terus belajar dan jangan menyerah pada cita-
cita. Toh apapun mungkin dunia ini asal kita berusaha. Untuk saya, saya berjanji pada diri saya untuk membantu negara menjaga cita-cita besar nan mulia Hidayat ini. Anak-anak macam Hidayat ini perlu ditemukan dan dijaga mipi dan cita-citanya. Mungkin ada seribu Hidayat diluar sana yang butuh dijaga dan dilindungi cita-cita dan mimpinya. Coba bayangkan di masa depan kita punya mentri dari Tanjung Pura yang jadi mentri karena kapasitas dan kecintaannya terhadap olahrga bukan karena dia orang parpol yang suka narsis di Baliho pasti dunia olahraga kita lebih keren! :). Tamat.

Salam,

WSN        

ps: maaf tulisan yang berantakan (ditulis sambil terkantuk-kantuk)

Rabu, 08 Mei 2013

Life works in mysterious way

Like the legend of the phoenix
All ends with beginnings What keeps the planet spinning
The force from the beginning


I don't know whether I should happy or not with current condition. The feeling just mixed up in my head and my heart. I don't know how to answer people questions regarding this matters. Because simply they most probably doesn't understand and never felt like this before. I mean I double  my money in less than 6 month, but I still felt something missing. It's like this hole in your heart fill up by happiness that I double my money and that I got chance to drive Mazda 6 for a week. However, this patches is hollow ones. Full of small holes instead of solid ones. Wise man says that money cannot buy happiness, I think he is wrong. Of course money can buy happiness, have you see people unhappy on the jet ski? unhappy playing at universal studios or Disneyland?. Thing is, there's some happiness that money can buy. Not even American express can buy it. Some economists says it is sentimental value, extended utility and so forth. It is irrational behavior ones from people. I wonder, after studying economics full time for almost 7 years, why I still become irrational people. I simply doesn't understand.

In memoriam of Whipo, best friend on cold days, boring nights and lonely weekend.
Whipo: 2001 White Pontiac Sun fire



Senin, 08 April 2013

Designated Driver Service



3D team presents......

Designated driver service!! Ready pick you up from and after the party!

US law clearly mentions that you shouldn't drive after drinking or drunk. But you really wanna party hard and get drunk? Just call us! we take care of you!. 

How we work: 
-Before party : 
1) Call us
2) leave your phone number, where your party at, home address and time to pick up
3) Transfer the fees
4) Party hard!
5) Call us whenever you need go home!. 
6) We will pick you up and drive you home safely!

Prices: 
A) Without your own car --> $20/pick up maximum 2 people
B) With your own car (we drive your car) -->25$/pick up
C) On the spot pick up without car --> $40/pick up maximum 2 people
D) OTS Pick up with car --> $50/pick up

Packages: Free throw up plastic bag, emergency oxygen, free water, and big smile and warm from us. :)

We are responsible, trust able and honest person! Our motto is "party hard, get drunk! but you will be safe because we take care of you!"

more information: email mea.robotic@gmail.com 

3D.Inc (Don't Drive Drunk Company inc.)

Rabu, 03 April 2013

What they says...

Wise man always says that your best friends is like a mirror
They reflects what you are.
Wise man also says that best friends eyes is far clearer than crystal
They can see what we cannot see
Especially when our eyes blurred by judgment
and biased by whispering heart
They says...

Best friends says, they are not worth it
Other friends says, you already done what you have done
Different friends says, it doesn't matter whether they worth or not
Things is, you far more precious than them to be treated this way
You deserve it because of your mistakes
But it is more than enough, appreciate yourself7
They says...

At least I try my best
I knock the door, I talk between thick walls
Nobody want to comes out
Maybe I choose wrong house they says
Yeah, time to go another house.
They says....

They are things you deserve
They are things you should appreciate yourself
They are time you should stop
They says....

Rabu, 27 Maret 2013

6 years ago (part 2)

6 years ago, the same and exact date right now, I start to text a girl that being haunted my mind in the couple of weeks. Yeah, it's been more than a month since I got her phone number and my friends introduce her. I don't have an excuse. I am simply coward and need really long time to gather my courage to text her.
My first text: "Hai, ini nomor Chitra ya? Kita di kelas Bahasa yang sama, aku sudah dua minggu ga masuk, boleh minta bahan material ga?" -Wisnu-
She replied and that's make my heart jubilant. :)


ps: The reason why I didn't come to the class for two weeks are:
1. Purposely to have some reasons to text her
2. I was head committee on several events at campus and also busy preparing my campaign as vice president.   

Manusia Anjing.....

Foto saya
Just another student at UIUC..